Orang yang menuturkan karungut disebut pengarungut.
Pengarungut ini terdiri atas dua golongan, yakni pencipta (penyair) dan
pelantun (penyanyi). Seorang penyair karungut umumnya pencipta sekaligus juga
sebagai pelantun karungut ciptaannya atau orang lain, sedangkan seorang
pelantun karungut belum tentu dapat menciptakan syair-syair karungut yang baik.
Pelantun karungut biasanya hanya melantunkan karungut ciptaan orang lain.
Karungut biasanya dilantunkan dengan iringan alat musik. Alat musik ini terdiri
dari instrumen musik pokok dan instrumen musik tambahan. Instrumen musik pokok
pengiring karungut itu adalah instrumen dasar yang harus ada dalam pelantunan
karungut, instrumen tersebut sebuah atau lebih kacapi/kecapi bersenar dua atau
bersenar tiga. kacapi ini biasanya dimainkan langsung oleh pelantun karungut,
secara sendiri atau dengan seorang atau lebih pemain kacapi yang lain.
Dalam perkembangannya instrumen musik pengiring
karungut kemudian bertambah dengan instrumen lain sebagai tambahan atau
pelengkap, yaitu berupa katambung,gandang atau kendang (traditional drum),
gong, reba, seruling dan lain-lain. Instrumen tambahan ini sifatnya tidak harus
atau tidak mutlak ada. Fungsi instrumen tambahan adalah untuk lebih meramaikan
pelantunan karungut. Instrumen pokok maupun tambahan dapat dimainkan oleh orang
lain yang jumlahnya disesuaikan dengan keinginan. Tidak semua orang dapat
mangarungut (melantunkan karungut) sambil memainkan kacapi, apalagi menciptakan
karungut. Untuk dapat melantunkan dan menciptakan karungut diperlukan bakat dan
keterampilan khusus.
Penciptakan karungut umumnya dianggap oleh
masyarakatnya sebagai orang yang istimewa, akan tetapi tidak mendapatkan
perlakuan yang khusus. Pangarungut (pencipta karungut) dianggap sebagai anggota
masyarakat biasa. Pencipta karungut umumnya orang dewasa atau pemuda (pria
maupun wanita). Pelantun karungut bisa pria wanita dewasa ataupun anak-anak.
Tidak ada persyaratan magis atau mantra dalam
menciptakan syair karungut, yang diperlukan satu atau dua alat musik petik yang
disebut kacapi. Tema yang diangkat biasanya berkisar tentang kejadian atau
kehidupan sehari-hari, dongeng rakyat, memuji atau pemujaan terhadap tokoh
tertentu, cerita tentang diri sendiri dan lain-lain.
Fungsi dan Kedudukan Karungut
Fungsi utama karungut adalah untuk menghibur dan
sebagai sarana ekspresi estetik pengarungut dan masyarakatnya. Pada zaman dulu karungut semuanya dipakai sebagai sarana bercerita, kemudian dipakai juga sebagai
sarana pengajaran. Seorang guru atau seorang Balian (dukun) pada masanya
menyampaikan pengajarannya kepada para siswanya dengan mengarungut (menyanyikan
karungut). Begitu juga dengan siswanya dalam menjawab atau mengingat pelajaran
dari gurunya dengan cara mengarungut. Dahulu penyampaian ajaran dengan
mengarungut itu mula-mula menggunakan bahasa sangen (bahasa Dayak Ngaju kuno)
yang kini sudah sangat jarang digunakan dan jarang ditemukan.
Karungut juga dipergunakan oleh para ibu untuk
menghibur dan menidurkan anaknya. Pada saat-saat bekerja, di ladang dan di
rumah, karungut dilantunkan untuk menghibur diri, untuk memberi semangat, serta
mengurangi rasa bosan dan rasa lelah bekerja. Pada saat gotong-royong, karungut
dapat membangkitkan semangat kebersamaan, juga pada saat acara pesta panen dan
pesta perkawinan, karungut dilantunkan berfungsi sebagai media hiburan.
Jenis Karungut
Secara umum, jenis karungut yang terdapat di
masyarakat terdiri dari 2 macam :
1). Karungut spontan
2). Karungut tak spontan
Karungut spontan adalah karungut yang tercipta
secara spontan saat dinyanyikan. Penyair karungut tidak perlu menyusun konsep
gagasannya terlebih dahulu untuk karungut yang akan diekspresikannya. Konsep
tersebut dengan sendirinya ada dalam pikiran dan perasaannya, menyatu dalam
perilaku dan kehidupannya.
Karungut tak spontan adalah katungut yang tercipta
tidak secara spontan, karena penyair telah menyiapkan atau menuliskan apa yang
akan diekpresikannya. Karungut tak spontan juga bisa berarti karungut yang
dilantunkan oleh orang lain yang bukan penciptanya. Si pelantun hanya
mengekspresikan secara tidak langsung gagasan penciptanya.
Berdasarkan temanya, Karungut dapat dibedakan atas
sejumlah jenis karungut yang sangat luas, misalnya;
- Karungut cinta (ungkapan rasa cinta)
- Karungut dongeng atau pemujaan terhadap seorang tokoh, suatu benda, atau suatu tempat.(berisi cerita kehebatan tokoh, benda dan tempat yang diceritakan)
- Karungut nasehat (berisi syair-syair nasihat)
Berdasarkan wilayah dialek bahasa penuturannya,
ternyata bahasa yang digunakan dalam karungut tidak ditemukan unsur-unsur
dialeknya, karena di wilayah dialek apapun bahasa karungut adalah bahasa Ngaju
baku.
Daftar nama-nama beberapa seniman Kacapi-Karungut
yang ada di Kalimantan Tengah :
- Saer Sua
- Bajik R. Simpei
- Ucun A. Tingang
- D. Songot
- Nyonya Bubun
- Nyonya Narpon Apoi
- Nyonya Nerie Sinar Silai
- Jhony Baen
- Nyalun Menteng
Buat
teman2 yg berminat ingin mendengarkan lagu karungut silahkan downlaod disini.
0 komentar:
Posting Komentar